Minggu, 13 November 2011

Peningkatan Profesionalisme Guru (makalah-UK 2. Drs. Chamdani, S. Pd.)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas SDM.  Dalam upya peningkatan tersebut dipengaruhi oleh komponen-komponen: program kegiatan pembelajaran, peserta didik, sarana dan prasarana pembelajaran, dana,lingkungan masyarakat, kepemimpinan, kepala sekolah, guru, dll.
Komponen yang sangat berpengaruh terhadap perjalanan pendidikan yaitu guru. Gurulah yang menggerakkan proses pendidikan. Sehingga peran guru di sini semakin nyata dan strategis sebagai pembangun poeradaban dan pencerdas anak bangsa.
Sekarang ini sebagian guru masih menggunakan paradigma hanya menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Padahal, seharusnya tidak hanya itu, tetapi guru juga harus berusaha memahamkan pengetahuan kepada anak didiknya. Pemahaman yang mendalam diharapkan peserta didik dapat merasakan kemanfaatan pengetahuan yang dimilki dalam kehidupan sehari-hari.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa arti profesional?
2.      Bagaimana keprofesionalan guru?
3.      Apa yang dimaksud sertifikasi?
4.      Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
5.      Apa yang dimaksud dengan kompetensi manajemen pendidikan?
C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui arti profesional.
2.      Mengetahui keprofesionalan guru.
3.      Mengetahui sertifikasi.
4.      Mengetahui kompetensi guru.
5.      Mengetahui manajemen kompetensi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Profesional
Menurut Good’s Dictionary of Education (dalam Alben Ambarita 105:2006) mendefinisikan sebagai ”suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kode etik khusus.”
B.     Profesionalisme Guru
Dari hasil gabungan dari berbagai pendapat tentang cirri-ciri guru yang profesional, dapat diambil kesimpulan bahwa guru yang peofesional mempunyai ciri-ciri: 1.) Penguasaan pengetahuan/materi dan teknologi, 2.) Mempunyai kepribadian yang baik, 3.) Memiliki sikap profesional yang berkembang secara berkesinambungan, 4.) Memiliki kemampuan untuk meningkatkan minat dalam menuntut ilmu, 5.) Memahami perkebangan peserta didik dan melaksanakan uji kompetensi untuk menguji hasil pembelajaran, 6.) Memiliki strategi komunikasi, pengajaran, penilaian, pemecahan masalah/keputusan, dan multibudaya, 7.) Ada kompetisi dan kerja sama natar teman sejawat, 8.) Bertanggung jawab.
Sosok guru yang profesinal selalu berusaha memperbaiki kualitas dirinya melalui belajar. Belajar dalam artian yang sangat luas, yaitu belajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi atau bahkan belajar untuk memenuhi kebutuhan rohani. Hasildari pembelajaran dalam rangka perbaikan diri akan menumbuhkan  sikap percaya diri pada diri sendiri maupun kepada peserta didiknya.
1.      Dasar-Dasar Pengajaran yang Efektif
Guru, terutama guru kelas dalam Mengidentifikasi atau mengukur seberapa jauh keberhasilan hasil kegiatan belajar-mengajar misalnya dengantes tertulis. Tes tertulis adalah tes yang mudah dilakukan dandirasa cukup efisien dalam penggunaan waktu, baik waktu dalam pelaksanaan mapun waktu untuk pengkoreksian. Akan tetapi, sebenarnya tes tertulis kurang dapat mewakili mengetahui kemampuan anak, karena tidak mencakup seluruh aspek—terutama aspek praktek. Untuk itu, diperlukan model tes lain yang lebih efektif dan efisien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkodisian keadaan yang nyaman dan kondusif dalam suasana belajar.yaitu sebagai berikut:
a.       Model Pelajaran
Model pembelajaran yang diberikan guru kepada murid berpengaruh terhadap penerimaan peserta didik dalam memperoleh materi. Harapan dengan adanya model pembelajaran yaitu: 1.) Mengenalkan dan mengkaji materi, 2.) Memahami tingkat perkembangan kemampuan(ketrampilan berpikir, bertindak, dan berbahasa) peserta didik, 3.) Kesimpulan materi, dapat menumbuhkan ide dari peserta didik terhadap materi pelajaran, 4.) Adanya PR melatih tanggung jawab peserta didik—diharapkan guru memberikan PR secara efektif dan efisien, maksudnya PR yang tidak terlalu menyita waktu, tetapi tetap berbobot. 5.) Pelaksanaan ulangan sangat penting untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan. Berdasarkan keadaan peserta didik, guru profesional harus menyikapi secara bijaksana, misalnya saat peserta didik kurang mendapatkan hasil yang memuaskan dalam pemerolehan hasil ulangan hendaknya guru memberikan materi pengayaan ataupun remedial. Selain itu harus ada umpan balik terhadap tugas yang telah diberikan—pengkoreksian, penilaian, dan diberikan tanggapan—agar di lain kesempatan berikutnya peserta didik dapat lebih baik dalam mengerjakan tugasnya.
b.      Motivasi Peserta Didik
LouAnne Johnson (199:2004) menjelaskan bahwa otak manusia seperti halnya mesin, tidak akan bekerja pada tingkat efisiensi tertinggi bila ‘bensin’nya kurang, dipenuhi jelaga,atau ada alat penting walau sederhana tapi hilang. Motivasi sangat diperlukan bagi peserta didik yang kurang minat belajar atau dikatakan kurang bensin.
c.       Harapan Guru
Keteladan dari guru sangat berpengaruh untuk memberikan energy positif balam belajar kepada peserta didik. Diharapkan guru dapad bersikan dan bertindak secara baik. Dalam ungkapan jawa disubkan bahwa “guru:digugu lan ditiru.” Maksudnya guru akan dipercaya dan menjadi contoh bagi peserta didik. Oleh karena itu diharapkan guru berperilaku sesuai dengan ciri-ciri guru profesional. Selain itu diharapkan jujur, bertanggung jawab (amanah), semangat menuntut ilmu, dan semangat dalam mengajar --menunjukkan wajah ceria, berseri-seri, dan berpenampilan menarik. .
d.      Pertanyaan-Pertanyaan yang Timbul dalam Kelas
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan(sebelum pembelajaran)/tingkat pemahaman (sesudah pembelajaran). Karena hanya bersifat untuk mengecek, diharapkan dalam pemberian pertanyaan dilakukan secara santai –sambil bercanda—tetapi tetap mengena terhadap materi. Menrurut Wilen (dalam), hal penting dalam mengajukan pertanyaan adalah: 1.) Jenis pertanyaan tentang kognisi, 2.) Mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum menunjuk peserta didik yang menjawab. 3.) Menyebutkan secara acak siapa yang akan menjawab pertanyaan. 4.) Memberikan kesempatan berpikir bagi peserta didik untuk membuat kesimpulan, hubungan, dan keputusan. 5.) Memberikan umpan balik untuk setiap tanggapan yang diajukan. 6.) Memberikan kesempatan waktu untuk memikirkan ulang atas jawaban yang disampaikan. 7.) Memberikan penguatan posituf untuk jawaban/tanggapan yang terperinci dan jelas. 8.) Membiarkan peserta didik berpikir untuk memberikan klarifikasi atas keseluruhan jawaban, pernyataan, dan hubungan jawaban yang diberikan atas pertanyaan yang diajukan.
e.       Memaksimalkan Waktu Belajar
Hasil penelitian Lieberman dan Denham (dalam Alben Ambarita, 114:2006) menyimpulkan, bahwa banyaknya waktu belajar berhubungan dengan hasil tes. Semakin banyak waktu yang disediakan seseorang untuk belajar, maka semakin meningkat hasil pencapaian tes yang diikuti.
2.      Faktor Pendukung Utama Keprofesionalan
a.       Mengajar untuk Memahami
Guru mengajar tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga memberikan pemahaman pengetahuan kepada peserta didik. Untuk itu diharapkan guru menerapkan kedisiplinan, kesinambungan,materi, dan mendorong peserta didik untuk mengamati keterkaitan materi dengan kehidupan keseharian peserta didik..
b.      Pembelajaran Melalui Pembuktian (authentic)
Pembelajaran melalui pembuktian bertujuan agar peserta didik langsung dapat membuktikan secara langsung materi yang disampaikan, sehingga tidak hanya berimajinasi dengan teori.. Diharapkan selain dapat menambah pehaman, juga dapat lebih berkesan.
c.       Penekanan pada Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM), Wina Sanjaya (214:2006) menyebutkan bahwa SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapai secara ilmiah. Ciri utamanya yaitu ada sejumlah kegiatan yang dilakukan peserta didik, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, dan pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir secara ilmiah.
d.      Menciptakan Masyarakat Pembelajar
Mengarahkan peserta didik untuk dapat belajar secara individual maunpun bersama dengan lingkungan—sekolah, masyarakat. Hal tersebut dapat dilatih dengan program cooperative learning atau belajar bersama. Program tersebut selain untuk menambah pengetahuan, juga dapat melatih berkomunikasi dengan lingkungan.
e.       Mengajar dengan Intelegensi Jamak
Setiap peserta didik mempunyai karakteristik sendiri-sendiri—intelgensi, bakat. Hendaknya guru menyikapi secara bijaksana yaitu berusaha membantu mengoptimalkan bakat atau intelegensi yang ada pada peserta didik.
f.       Motivasi Peserta Didik: Pembentukan Kognisi
Diharapakan guru dapat menanamkan efikasi diri pada peserta didik. Efikasi diri yaitu keyakinan dalam diri seseorang untuk dapat malkukan aktivitasnya dengan baik.
C.     Sertifikasi Jabatan Guru
Sertifikasi yang diberikan kepada pendidik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidik. Aspek kualitas maksudnya mencakup sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Sikap mencakup kompetensi pedagogic, kepribadian, profesional, dan sosial.
1.      Pengertian Sertifikasi
Menurut Depdiknas (dalam Alben Ambarita, 119:2006), sertifikasi dapat diartikan sebagai surat bukti kemampuan mengajar yang menunjukkan bahwa pemegangnya memiliki kompetensi mengajar dalam mata pelajaran, jenjang, dan bentuk pendidikan tertentu seperti yang diterangkan dalam sertifikasi kompetensi tersebut.
2.      Manfaat Sertifikasi
Sertifikasi bermanfaat untuk memberikan jaminan trehadap kinerja dan kemampuan guru, dalam melakukan pekerjaan mengajar dan mendidik secara profesional. Alben Ambarita (120:2006) menyatakan bahwa sertifikasi guru diarahkan untuk menciptakan iklim dan lingkungan kerja yang berorientasi produktivitas, merit(pemberian imbalan yang baik bagi yang berprestasi), dan berkeadilan, dilakukan secara sistematik, dan ditujukan untuk kesinambungan karier guru secara profesional.
D.    Kompetensi Guru
Kompetensi merupakan sesuatu yang harus dapat dipahami dan dilakukan oleh seseorang berkaitan dengan tugas atau pekerjaannya.Seseorang yang kompeten berarti dapat melaksanakan tugasnya secara baik baik segi kualitas maupun kuantitasnya.
1.      Standardisasi Kompetensi Guru
Menurut Alben Ambarita (122:2006), standar kompetensi guru adalah suatu pernytaan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan, dan disepakati, bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten.
2.      Tujuan dan Manfaat Standar Kompetensi Guru
Menurut Alben Ambarita (122:2006), tujuan adanya standar kompetensi guru adalah sebagai jaminan dikuasianya tingakat kompetensi minimal oleh guru, sehingga yang bersangkuatan dapat dibina secara efektif dan efisien, serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang tugasnya. Sementara itu, manfaat standar kompetensi guru adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru terhadap kompetensi guru untuk evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
E.     Kompetensi Manajemen Pendidikan
Kompetensi manajemen pendidikan bagi guru dalam mengajar di kelas sangat diperlukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien. Hasilpenelitian Erni Cave dan Cyril Wilkinson dalam Alben Ambarita (128:2006) menunjukkan ada tiga kompetensi manajemen yang harus dimiliki guru: 1.) pengetahuan, informasi relevan yang berkaitan dengan konteks sekolah, fungsi, dan proses yang perlu dimiliki atau pun siap dimasuki oleh manajer, 2.) keterampilan, teknik-teknik yang dapat dicapai melalui pelatihan dan dapat ditingkatkan melalui praktik, dan 3.) kapasitas tingkat tinggi, kepampuan kognitif generic yang menentukan tindakan yang tepat.
1.      Portofolio Pengembangan Profesional
Menurut Hall (dalam Alben Ambarita, 129:2006), portofolio pengembangan profesional adalah kumpulan bahan, yang dibuat oleh seorang profesional, yang mencatan dan merefleksikan kejadian-kejadian, dan proses-proses penting di dalam karier profesional yang bersangkutan.
2.      Manfaat Portofolio bagi Guru
Manfaat pembuatan portofolio bagi gurur yaitu sebagai bahan evaluasi diri sendiri sehingga dapat terus meningkatkan kualitas keprofesionalannya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Guru sebgaai sosok profesi yang cukup stategis dalam kehidupan berbangsa diharapkan profesional (yang berkompeten) Dikatan stategis karena guru lah yang dapat dikatan sebgai pembangun peradaban dengan penyaluran ilmu yang dimilikinya kepada anak bangsa. Selain harus berusaha memperbaiki diri sendiri melalui belajar, guru juga dituntut untuk memenuhi standar kompetensi guru. Perbaikan diri dapat memberikan keteladanan kepada peserta didiknya. Sedangkan penguasaan terhadap kompetensi diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien.
Salah satu upaya pemerintah—Indonesia khususnya—dalam upaya peningkatan keprofesinalan guru yaitu dengan adanya sertifikasi guru. Sertifikasi guru merupakan suatu bukti pengahargaan terhadap kompetensi yang dimiliki guru. Penghargaan tersebut diharapakan dapat meningkatkan semangat untuk terus lebih baik dalam penguasaan kompetensinya.

B.     Saran
Setelah mempelajari materi tentang keprofesionalan guru diharapakan bagi para calon guru atau pun yang sudah menjadi guru dapat terus meningkatkan kualitas perbaikan diri dalam belajar maupun mengajar.








DAFTAR PUSTAKA
Alben Ambarita. 2006. Manajemen Pembelajaran. Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana
Johnson, LouAnne. 2004. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Indeks




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes