Sabtu, 21 Juli 2012

Morfologi Bahasa Indonesia


MAKALAH
BAHASA INDONESIA
MORFOLOGI BAHASA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Suhartono, M.Pd.
Disusun oleh :
1.     Sigit Lusnanto
2.     Siti Nur Fadhilah
3.     Siti Robingah
4.     Sofiyana Rizky
5.     Tika Nurkarimah
 
KELOMPOK VI / II B





PROGRAM S1 PGSD KAMPUS VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Mofrologi Bahasa” dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, Drs. Suhartono, M.Pd.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan tata Bahasa Indonesia, serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan tata Bahasa Indonesia. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis mengharapkan, melalui membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Morfologi Bahasa Indonesia khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.


Penyusun





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun tak tertulis. Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan dan perbendaharaan kata yang kaya dan lengkap. Begitu juga dengan bahasa Indonesia yang merupakan milik bangsa Indonesia merupakan alat komunikasi yang efektif dan efisien dalam pemersatu bangsa ini.
Tata bahasa harus berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaannya sehingga dapat diterima oleh semua penggunanya yaitu tata bahasa yang baku. Tata bahasa baku merupakan bahasa yang menjadi kelancaran dalam penggunaannya dan tidak bersifat mengekang bagi bahasa yang bersangkutan. Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang menyusun sebuah kata. Oleh karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang struktur dan bentuk kata sangat penting dipelajari oleh bangsa ini baik dari jenjang bawah sampai jenjang atas.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan morfologi?
2.     Bagaimana morfem dalam pembentukan suatu kata?
3.     Apa yang dimaksud dengan afiksasi?
4.     Bagaimana alomorf dalam beberapa morfem?
5.     Apa saja macam-macam kata ulang?
6.     Apa yang dimaksud dengan kata majemuk?






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Morfologi
Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

B.    Morfem
Morfem adalah satuan bahasa yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.

1.     Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar. Contoh: buku, besar, jual. Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti.
2.     Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain.
Morfem terikat terbagi menjadi dua yaitu:
a.      Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya imbuhan. Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber- berdiri sendiri tidak memiliki arti.
b.     Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Kata dan pada kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti.

C.    Alomorf
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk verba aktif (Hasan Alwi, dkk, 2003: 28). Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua, atau juga enam. Beberapa bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1.     Morfem ber-, mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-.
a.      Ber-
Contohnya : bertamasya
b.     Be-
Contohnya : bepergian
c.      Bel-
Contohnya : belajar
2.     Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-.
a.      Me-
Contohnya : mewajibkan, merajut
b.     Mem-
Contohnya : membawa, mempunyai
c.      Men-
Contohnya : mencangkul, menulis, menndapatkan
d.     Meng-
Contohnya : menggulung, mengkaji
e.      Menge-
Contohnya : mengecat
f.      Meny-
Contohnya : menyapu, menyiram, menyingkir


D.    Afiksasi
Afiksasi sering pula disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata berimbuhan. Afiksasi dalam bahasa Indonesia sangat memegang peranan penting. Hal itu didasarkan pada suatu kenyataan, bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa aglutinatif.  Afiks dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu akan sangat bergantung pada segi tinjauannya. Menurut Suryadi Abdillah H. (2011), macam afiks dapat ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya, serta produktifnya, yaitu:
1.     Afiks Ditinjau dari Letaknya.
Dari letak atau posisi melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau imbuhan gabungan.
a.      Prefiks
Prefiks ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber -    +          jalan    =          berjalan, nosi dari imbuhan ber- pada kata berjalan adalah melakukan tindakan jalan.
pe-       +          malas  =          pemalas, nosi dari imbuhan pe- pada kata pemalas adalah bersifat malas.
ter-      +          pandai =          terpandai, nosi dari imbuhan ter- pada kata terpandai adalah paling pandai.
se-       +          kantor  =          sekantor, nosi dari imbuhan se- pada kata sekantor adalah sama-sama dalam satu kantor.
b.     Infiks
Infiks ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
-el-      +          getar    =          geletar
-em-    +          getar    =          gemetar
-er-      +          gigi      =          gerigi
-in-      +          kerja    =          kinerja
c.      Sufiks
Sufiks ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar.
Contoh:
-an       +          hukum             =          hukuman, nosi dari imbuhan  -an pada kata hukuman adalah cara menghukum.
-nya     +          buku                =          bukunya, nosi dari imbuhan   -nya pada kata bukunya adalah menunjukkan kepemilikan.
-man    +          seni                 =          seniman, nosi dari imbuhan
-man pada kata seniman adalah orang yang ahli dalam bidang seni.
d.     Konfiks
Konfiks ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
ber-an              +          datang             =          berdatangan, nosi dari imbuhan ber-an pada kata berdatangan adalah menyatakan banyak pelaku.
ke-an               +          camat              =          kecamatan, nosi dari imbuhan ke-an pada kata kecamatan adalah menyatakan tempat.
ber-kan            +          senjata             =          bersenjatakan, nosi dari imbuhan ber-kan pada kata bersenjatakan adalah memiliki atau memakai senjata.
meng-kan        +          kerja                =          mengerjakan, nosi dari imbuhan meng-kan pada kata mengerjakan adalah melakukan perbuatan.
2.     Afiks Ditinjau dari Asalnya
Ditinjau dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks asli dan afiks dari bahasa asing.
a.      Afiks Asli
Afiks asli ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau afiks dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an   +          adil                  =          keadilan
ter-      +          jatuh                =          terjatuh
b.     Afiks Asing
Afiks asing ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari bahasa asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa asing telah diterima menjadi afiks bahasa Indonesia, apabila afiks tersebut sudah mampu keluar dari lingkungan bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra-     +          sejarah            =          prasejarah
-ik       +          patriot             =          patriotik
3. Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya
Ditinjau dari produktifitasnya, afiks bahasa Indonesia dapat      dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks improduktif dan afiks produktif.
a.      Afiks improduktif
Afiks improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas pada kata-kata atau morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Contoh:
-is        +          nasional          =          nasionalis
-wi       +          manusia          =          manusiawi



b.  Afiks produktif
Afiks produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak dalam distribusinya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes