MAKALAH
BAHASA INDONESIA
MORFOLOGI BAHASA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Drs. Suhartono, M.Pd.
Disusun oleh :
|
PROGRAM S1 PGSD KAMPUS
VI KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
SURAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul ”Mofrologi Bahasa” dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, Drs. Suhartono, M.Pd.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang
penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan tata Bahasa Indonesia, serta
informasi dari media massa yang berhubungan dengan tata Bahasa Indonesia. Tidak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang
telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis
mengharapkan, melalui membaca
makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Morfologi Bahasa Indonesia khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis
maupun tak tertulis. Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan dan
perbendaharaan kata yang kaya dan lengkap. Begitu juga dengan bahasa Indonesia
yang merupakan milik bangsa Indonesia merupakan alat komunikasi yang efektif
dan efisien dalam pemersatu bangsa ini.
Tata bahasa harus berlangsung sesuai dengan
kelaziman penggunaannya sehingga dapat diterima oleh semua penggunanya yaitu
tata bahasa yang baku. Tata bahasa baku merupakan bahasa yang menjadi
kelancaran dalam penggunaannya dan tidak bersifat mengekang bagi bahasa yang
bersangkutan. Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang menyusun sebuah kata.
Oleh karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang struktur dan
bentuk kata sangat penting dipelajari oleh bangsa ini baik dari jenjang bawah
sampai jenjang atas.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan morfologi?
2.
Bagaimana morfem dalam pembentukan suatu kata?
3.
Apa yang dimaksud dengan afiksasi?
4.
Bagaimana alomorf dalam beberapa morfem?
5.
Apa saja macam-macam kata ulang?
6.
Apa yang dimaksud dengan kata majemuk?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Morfologi
Morfologi menurut Wikipedia adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi
satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap
golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Kata Morfologi berasal dari kata morphologie.
Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos.
Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi yang terdapat diantara
morphed dan logos ialah
bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan
makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang
bentuk.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari
dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna
(arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk
kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain,
secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu
yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
B.
Morfem
Morfem adalah satuan bahasa
yang turut serta dalam pembentukan kata dan dapat dibedakan artinya. Morfem dapat juga
dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan
suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya
kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga
merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada
kata duga.
1.
Morfem Bebas
Morfem bebas adalah bentuk kata yang bisa
berdiri sendiri dengan artinya, misalnya kata dasar. Contoh: buku, besar, jual.
Kata dasar tersebut apabila tidak mendapat imbuhan tetap memiliki arti.
2.
Morfem Terikat
Morfem terikat adalah bentuk kata yang selalu bergabung dengan morfem lain.
Morfem terikat terbagi menjadi
dua yaitu:
a.
Morfem Terikat Morfologis
Morfem terikat morfologis yaitu
morfem yang terikat oleh bentuk kata, terikat pada struktur kata, misalnya
imbuhan. Contoh:ber- pada kata beranak berarti menghasilkan anak. Jika ber-
berdiri sendiri tidak memiliki arti.
b.
Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis yaitu
morfem yang mempunyai arti pada tataran kalimat, misalnya kata sambung atau
kata depan. Contoh: aku dan kamu pergi bersama. Kata dan pada
kalimat tersebut apabila berdiri sendiri tidak memiliki arti.
C.
Alomorf
Alomorf adalah anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang
mempunyai fungsi dan makna yang sama yaitu merupakan unsur yang membentuk verba
aktif (Hasan Alwi, dkk, 2003: 28). Setiap morfem mempunyai alomorf satu, dua,
atau juga enam. Beberapa bentuk alomorf dari beberapa morfem yaitu:
1. Morfem ber-, mempunyai alomorf
ber-, be-, dan bel-.
a.
Ber-
Contohnya : bertamasya
b. Be-
Contohnya : bepergian
c. Bel-
Contohnya : belajar
2.
Morfem me-, mempunyai alomorf me-, mem-, men-, meng-, menge-, dan meny-.
a. Me-
Contohnya : mewajibkan, merajut
b. Mem-
Contohnya : membawa, mempunyai
c. Men-
Contohnya : mencangkul, menulis, menndapatkan
d. Meng-
Contohnya : menggulung, mengkaji
e. Menge-
Contohnya : mengecat
f. Meny-
Contohnya : menyapu, menyiram, menyingkir
D.
Afiksasi
Afiksasi
sering pula disinonimkan dengan proses pembubuhan afiks (imbuhan). Afiksasi
atau proses pembubuhan imbuhan ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan
afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berafiks atau kata
berimbuhan. Afiksasi dalam bahasa Indonesia sangat memegang peranan penting.
Hal itu didasarkan pada suatu kenyataan, bahwa bahasa Indonesia termasuk rumpun
bahasa aglutinatif. Afiks dapat
diklasifikasikan menjadi bermacam-macam. Hal itu akan sangat bergantung pada
segi tinjauannya. Menurut Suryadi Abdillah H. (2011), macam afiks dapat
ditinjau dari posisi atau letaknya, asalnya, serta produktifnya, yaitu:
1.
Afiks
Ditinjau dari Letaknya.
Dari letak atau posisi
melekatnya, afiks dapat dibagi menjadi empat macam yaitu prefiks atau awalan,
infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, dan konfiks atau imbuhan gabungan.
a.
Prefiks
Prefiks ialah
afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau
kata kompleks/ jadian).
Contoh:
ber - + jalan = berjalan, nosi dari imbuhan ber- pada kata berjalan adalah melakukan tindakan jalan.
pe- + malas = pemalas, nosi dari imbuhan pe- pada kata pemalas adalah bersifat malas.
ter- + pandai = terpandai, nosi dari imbuhan ter- pada kata terpandai adalah paling pandai.
ber - + jalan = berjalan, nosi dari imbuhan ber- pada kata berjalan adalah melakukan tindakan jalan.
pe- + malas = pemalas, nosi dari imbuhan pe- pada kata pemalas adalah bersifat malas.
ter- + pandai = terpandai, nosi dari imbuhan ter- pada kata terpandai adalah paling pandai.
se- + kantor = sekantor, nosi dari imbuhan se- pada
kata sekantor adalah sama-sama dalam satu kantor.
b. Infiks
Infiks ialah afiks yang
diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
-el- + getar = geletar
-em- + getar = gemetar
-er- + gigi = gerigi
-in- + kerja = kinerja
-el- + getar = geletar
-em- + getar = gemetar
-er- + gigi = gerigi
-in- + kerja = kinerja
c. Sufiks
Sufiks ialah
morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada
akhir dasar.
Contoh:
-an + hukum = hukuman, nosi dari imbuhan -an pada kata hukuman adalah cara menghukum.
-nya + buku = bukunya, nosi dari imbuhan -nya pada kata bukunya adalah menunjukkan kepemilikan.
-man + seni = seniman, nosi dari imbuhan
-an + hukum = hukuman, nosi dari imbuhan -an pada kata hukuman adalah cara menghukum.
-nya + buku = bukunya, nosi dari imbuhan -nya pada kata bukunya adalah menunjukkan kepemilikan.
-man + seni = seniman, nosi dari imbuhan
-man pada kata seniman adalah orang yang
ahli dalam bidang seni.
d. Konfiks
Konfiks ialah
gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir
dasar.
Contoh:
ber-an + datang = berdatangan, nosi dari imbuhan ber-an pada kata berdatangan adalah menyatakan banyak pelaku.
ke-an + camat = kecamatan, nosi dari imbuhan ke-an pada kata kecamatan adalah menyatakan tempat.
ber-kan + senjata = bersenjatakan, nosi dari imbuhan ber-kan pada kata bersenjatakan adalah memiliki atau memakai senjata.
ber-an + datang = berdatangan, nosi dari imbuhan ber-an pada kata berdatangan adalah menyatakan banyak pelaku.
ke-an + camat = kecamatan, nosi dari imbuhan ke-an pada kata kecamatan adalah menyatakan tempat.
ber-kan + senjata = bersenjatakan, nosi dari imbuhan ber-kan pada kata bersenjatakan adalah memiliki atau memakai senjata.
meng-kan + kerja = mengerjakan, nosi dari imbuhan
meng-kan pada kata mengerjakan adalah melakukan perbuatan.
2.
Afiks
Ditinjau dari Asalnya
Ditinjau
dari asalnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
afiks asli dan afiks dari bahasa asing.
a. Afiks
Asli
Afiks asli
ialah afiks-afiks yang memang merupakan bentukan atau
afiks dari bahasa Indonesia itu sendiri.
Contoh:
ke-an + adil = keadilan
ter- + jatuh = terjatuh
b. Afiks
Asing
Afiks asing
ialah afiks yang berasal atau hasil pungutan dari
bahasa asing yang kini telah menjadi bagian sistem bahasa Indonesia. Untuk menyatakan suatu afiks bahasa
asing telah diterima menjadi afiks bahasa Indonesia, apabila afiks tersebut
sudah mampu keluar dari lingkungan bahasa asing dan sanggup melekat pada bentuk
dasar bahasa Indonesia.
Contoh:
pra- + sejarah = prasejarah
-ik + patriot = patriotik
3.
Afiks Ditinjau dari Produktifitasnya
Ditinjau
dari produktifitasnya, afiks bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu afiks
improduktif dan afiks produktif.
a. Afiks
improduktif
Afiks
improduktif ialah afiks yang distribusinya terbatas
pada kata-kata atau morfem-morfem tertentu saja, tidak dapat digunakan lagi
untuk membentuk kata-kata baru.
Contoh:
-is + nasional = nasionalis
-wi + manusia = manusiawi
b. Afiks produktif
Afiks
produktif ialah afiks yang memilki kesanggupan yang
besar untuk melekat pada kata-kata atau morfem-morfem lain, sebagaimana tampak
dalam distribusinya.
1 komentar:
nice explain. thanks ^^
Posting Komentar